Sebuah lembaga manajemen keuangan di India, Pragmatic Wealth Management Pvt bakal membuka sekolah khusus yang mempelajari investasi syariah pertama di India. Bukan hanya mempelajari keuangan syariah secara global, akademi ini pun nantinya akan memperdalam kajian tentang bursa syariah, pasar modal syariah dan perbankan syariah.
Menurut Direktur Operasional Pragmatic Wealth Management, Imtiaz Merchant, pihaknya mendirikan akademi ini guna mengajak generasi muda India untuk berkecimpung di keuangan syariah. “Selain itu, ini juga dilakukan untuk mendorong partisipasi masyarakat Muslim India dalam mempopulerkan keuangan Islam, karena memang pasrtisipasi mereka masih amat minim,” ujarnya seperti dilansir Menaf.
Ia mengatakan nantinya para ahli Pragmatic Wealth Management akan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan Islam, untuk mendidik pekerja perusahaan itu. Dikatakannya, pihaknya kini tengah memfinalisasi kelayakan proyek ini. Selain itu, lembaga ini pun kerap melakukan pertemuan dengan sejumlah ulama. Hal ini dilakukan guna menyusun aturan standar hal-hal yang dilarang dalam investasi syariah, baik riba, maupun perusahaan yang tak sesuai etika syariah, seperti minuman keras dan rokok.
Komentar senada juga diutarakan Direktur Utama, Pragmatic Wealth Management, MY Khan. “Kebutuhan untuk para profesional terlatih pada keuangan Islam amat mendesak karena secara global, hal ini menjadi mode dan membutuhkan banyak orang untuk berkecimpung di dalamnya,” ujarnya.
Selain itu, diutarakannya memajukan keuangan syariah melalui pendidikan merupakan kewajiban bagi umat Muslim. Hal ini dilakukan agar pekerja di industri keuangan syariah benar-benar faham dengan inti-inti ajaran keuangan Islam. “Aku ingat orang yang datang kepada saya menangis karena mereka telah kehilangan tabungan mereka di bank Islam. Mereka mengklaim sebagai pengikut Islam, tetapi tidak mengikuti prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas ditetapkan dalam Al Quran,” tegasnya.
Akademi investasi syariah tersebut diperkirakan akan mulai dibuka tahun ini. Meski didominasi mayoritas Hindu, penduduk Muslim diperkirakan mencapai 14 persen dari total keseluruhan populasi. Sementara itu, sebelumnya Bursa Efek Bombay mengeluarkan indeks syariah, Tasis Indeks Syariah 50. Indeks yang resmi diluncurkan akhir 2010 ini, diperkirakan bukan hanya menarik kelompok muslim tapi juga komunitas lain, yang tertarik pada investasi produk etis dan bertanggung jawab sosial.
Kepala Bursa Efek Bombay, Madhu Kannan menilai pengenalan indeks syariah di bursa India dapat menarik modal ke India dari Teluk, Eropa, dan Asia Tenggara. “Indeks ini akan menciptakan kesadaran pada investasi keuangan dan membantu meningkatkan inklusi keuangan juga membangun dasar untuk lisensi untuk pembangunan produk Syariah,” ujarnya.
BSE Indeks 50 lahir atas kerja sama BSE dan lembaga investasi syariah di India, TASIS. Indeks ini terdiri dari 50 saham syariah sejumlah perusahaan raksasa India seperti Reliance, Bajaj Auto, Ashok Leyland, Siemens, Tata Global, Bharti Airtel, dan Hindalco.
Sumber : Republika
subhanallah.. Indonesia pun harus memiliki semangat yg sama seperti India. Indonesia sudah semestinya segera bangkit melalui ekonomi Islam. Indonesia memiliki peluang besar dalam penerapan EI krn notabene sebagian penduduknya muslim. Tata cara tentang bagaimana berekonomi Islam secara benar pun harus selalu disosialisasikan. Dalam hal ini, menurut saya peran DSN MUI, DepAg, dan akademisi sangat diperlukan.
Bismillahirrohmanirrohim. Indonesia Jaya!!!