Pelajar Muslim di Inggris memprotes pemerintah. Mereka menuntut agar diberikan pembiayaan pendidikan sesuai dengan sistem keuangan Islam. Tuntutan ini seiring dengan reformasi pendidikan tinggi yang dilakukan di negara itu.
Para pelajar mensinyalir aturan yang baru diterapkan pemerintah dapat meningkatkan biaya kuliah dan menaikkan suku bunga pada kredit pendidikan mereka. “Peraturan ini diskriminatif,” ujar salah satu pelajar sebagai mana dilansir situs Hudson New York, Kamis (8/9).
Pasalnya, dalam aturan Islam bunga merupakan sesuatu yang diharamkan dan tidak sesuai syariah. Mereka mengharapkan pemerintah Inggris memberikan skema lain untuk para pelajar agar bisa diberikan pembiayaan sesuai dengan ketentuan Islam.
Sebelumnya, hal ini sudah bisa diterapkan di beberapa produk pembiayaan bank syariah di Inggris seperti kartu pembiayaan, pembiayaan griya, dan dana pension. Dalam undang-undang yang di reformasi, sistem menerapkan aturan bagi para calon mahasiswa untuk membayar 21 ribu pounds atau sekitar 35 ribu dolar AS. Biaya itu merupakan bunga kredit pendidikan, yang meningkat tiga persen dibanding aturan sebelumnya.
Federasi Pelajar Muslim Inggris (Federation of Student Islamic Societies atau FOSIS) menilai hal ini tak bisa diterima sekitar 90 ribu mahasiswa Muslim Inggris. Dalam sebuah wawancara dengan sebuah harian lokal di Inggris, juru bicara FOSIS mengaku selain diharamkan, penerapan bunga akan sangat memberatkan para pelajar.
Ia mengatakan suku bunga akan sangat bergantung pasar. Sehingga peningkatan akan sangat mencolok dan membebani mahasiswa. Menurut salah satu Muslim, dalam pemberitaan The Independent, meningkatnya biaya kuliah membuatnya menunda keinginan untuk berkuliah tahun depan. “Saya Muslim dan kredit dengan bunga melawan ajaran agama saya,” katanya.
Sumber : Republika