Hampir semua bisnis yang dijalankan perbankan syariah pada tahun 2011 terus menunjukan kemajuan. Hal itu membuat Industri keuangan syariah terutama perbankan diprediksikan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan Pada tahun 2012, tak terkecuali rahn atau gadai emas.
Meski diperkirakan di tahun 2012 rahn emas tetap dalam keadaan yang bagus, perbankan harus mencermati rahn atau gadai emas ini. “Rahn emas memang menggiurkan tapi tidak ada manfaat bagi sektor rill. Hanya untuk konsumtif,” ujar Pengamat Ekonomi Islam dari Universitas Trisakti, Sofyan Safri Harahap saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu (23/11).
Hal yang perlu dikhawatirkan adalah hilangnya Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi Jika perbankan syariah terus fokus pada pengembangan bisnis rahn emas. Sehingga proses penyaluran biaya kepada masyarakat khususnya sektor mikro akan berkurang drastis. Ini tentunya tidak sesuai dengan karakter bank syariah yang senantiasa berupaya membangun perekonomian umat.
“Rahn emas ini kan sebenarnya maqosid syariahnya tidak mengena. Apalagi ini menurut saya rahn ini salah kaprah. Kalau kita merujuk pada Nabi, rahn digunakan untuk menjamin bukan untuk mendapatkan uang tunai yang sifatnya konsumtif,” paparnya.
Oleh karena itu, menurutnya Bank Indonesia sebagai regulator memang perlu membatasi rahn emas yang dilakukan bank syariah. “Untuk saat ini pembatasan masih tahap himbauan. Tapi saya yakin kalau terus dikembangkan akan benar-benar dibatasi,” tandasnya.