Zona Ekonomi Islam–Penerapan keuangan syariah di India masih tarik ulur. Padahal India dinilai dapat menarik investasi dari negara-negara Timur Tengah jika menerima sistem bebas bunga ini.
Partner dan Head of Islamic Finance, Middle East, SNR Denton and Company, Mudassir Siddiqui, mengatakan sejumlah lembaga dan individu di negara-negara Asia Barat melirik India demi memperoleh peluang investasi di salah satu negara yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar ini. Hubungan India dengan negara Arab yang telah terjalin sejak lama pun dapat membuat India menjadi pusat investasi.
Kendati Pengadilan Tinggi Kerala telah mengarahkan pemerintah dan lembaga untuk tidak berpartisipasi secara finansial atau dengan perusahaan yang memiliki model keuangan syariah, Siddiqui menuturkan diskusi mengenai perbankan syariah tetap dilakukan dengan Kementerian Keuangan dan bank sentral India. “Kami tidak memiliki target waktu tertentu dalam membentuk perbankan syariah. Kami berharap izin dapat diberikan secepatnya dan kesalahpahaman dapat teratasi,” ujar Siddiqui, dikutip laman Business Standard, Jumat (8/10).
Untuk di tahap awal, Siddiqui menuturkan India dapat membuka layanan syariah di bank konvensional sebagai pilot project. Ia menambahkan telah terjadi kesalahpahaman mengenai perbankan syariah di India. “Kami hanya meminta adanya playing field bagi perbankan syariah. Kami ingin hal itu ada di sistem konvensional dan tak ingin hal lainnya,” ujar Siddiqui.
Ofisial Indian Center for Islamic Finance (ICIF), Abdur Raqeeb, menambahkan India bisa menarik investasi yang potensial dengan mengembangkan kebijakan dan peraturan yang sesuai. “Peraturan untuk sistem ekonomi tanpa bunga dapat dirumuskan sedemikian rupa, sehingga tidak bertolak belakang dengan sistem yang ada sekarang,” kata Raqeeb.
Sebuah komite yang dipimpin ekonom India, Raghuram pun merekomendasikan India mempraktekkan keuangan non bunga demi menciptakan pertumbuhan sektor perbankan yang komprehensif. “Sejumlah negara pun telah mengakomodasi keuangan syariah dalam undang-undang,” tukasnya, dimuat laman Two Circles.
Menurut konsultan internasional McKenzie, surplus investasi di Asia Barat diperkirakan mencapai 9 triliun dolar AS pada 2020. Saat ini surplus investasi di wilayah tersebut tercatat sekitar 1,5 triliun dolar AS.
Saat ini aset hampir 1 triliun dolar AS dikelola oleh 400-500 bank syariah di seluruh dunia dan pada 2020 diperkirakan angkanya akan mencapai 4 triliun dolar AS. Sekitar 70 negara, termasuk Amerika, Inggris, Prancis, dan Hong Kong pun sukses menerapkan keuangan syariah.
Sumber : Republika