Desakan Bank Indonesia (BI) agar bank syariah menyalurkan pembiayaan di sektor pertanian disambut positif. Bank Muamalat—sebagai salah satu bank syariah terkemuka di tahun 2011 akan menaikkan porsi pembiayaan pertanian sebesar 4 persen yang sebelumnya hanya sebesar 1 persen.
Direktur Corporate Banking Lulu Mahfudah dalam keteranggannya mengatakan, saat ini pertanian bukan lagi secondary sector karena sudah mencakup perekonomian global. Pertanian bukan permainan pinggiran lagi, karena sudah memasuki sektor internasional, seperti ekspor sayu rmayur dan lain-lain, produk pertanian juga sudah tidak bisa dianggap remeh lagi, karena hasil dari pertanian adalah makanan pokok kita.
“Itulah salah satu alasan kami mengapa menaikkan sektor pembiayaan pertanian,”terangnya.
Sementara, Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), Agustianto, menambahkan selama ini banyak peluang-peluang yang bisa diambil oleh bank syariah dalam membidik pembiayaan disektor pertanian. Tapi sebelum mengarah kesana, perlu sebuah pembuatan produk pembiayaan yang khusus untuk pertanian.
Agustianto menegaskan, dalam fiqh Muamalah banyak sekali akad-akad yang bisa dijadikan dalam rujukan pembuatan produk pembiayaan tersebut. “Tinggal sejauh mana bank syariah mampu mengeksplorasinya dengan baik sehingga menjadi sebuah produk pertanian yang berkualitas,”terangnya.
Sedangkan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Choirul Djamhari, menyambut baik keinginan bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor pertanian. Sebab di sektor itulah banyak sekali potensi sektor riil yang bergerak. “Saya sendiri akan mendukung langkah-langkah yang diperbuat bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan di pertanian,”terangnya.
Sumber : PKES Interaktif