Industri perbankan syariah Indonesia semakin memantapkan posisinya di perbankan nasional. Hal ini diperkuat dengan prediksi oleh berbagai kalangan yang menyatakan bahwa perbankan syariah Indonesia akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang.
Salah satu optimisme tersebut muncul dari Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, yang memprediksi pertumbuhan perbankan syariah dari pertumbuhan aset per tahun, perluasan jaringan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga, dan pembiayaan. Beberapa faktor yang merupakan refleksi dari kinerja perbankan syariah Indonesia itu menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Misalnya tren pertumbuhan total aset dalam 5 tahun terakhir mencapai 33% per tahun. Total aset perbankan syariah per Oktober 2010 mencapai Rp86 trilyun. Kemudian secara kelembagaan, jumlah bank syariah juga mengalami peningkatan. Saat ini, sudah ada 11 Bank Umum Syariah, 23 Unit Usaha Syariah, 146 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dengan jaringan kantor mencapai 1.625 unit. Jaringan perbankan syariah saat ini juga telah menjangkau lebih dari 89 kabupaten/kota di 33 provinsi.
“Pertumbuhan positif perbankan syariah ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah bank syariah. Bertambahnya bank syariah, baik pendirian bank baru maupun konversi, berikut jaringan pelayanannya termasuk office channelling, diyakini akan meningkatkan kinerja perbankan syariah,” kata Halim.
Halim menambahkan, momentum capital inflow yang akan datang sebaiknya dapat dimanfaatkan oleh perbankan syariah, khususnya dalam penghimpunan DPK di 2011 yang diperkirakan akan melebihi tahun 2010. Hal tersebut juga akan diperkuat oleh kondisi ekonomi Indonesia dan global yang akan semakin kuat serta kondisi perpajakan yang lebih kondusif. Namun, Halim mengakui, pihaknya tidak dapat bekerja sendiri dalam pengembangan perbankan syariah. Dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak seperti DPR, DSN (Dewan Syariah Nasional), dan pemerintah sangat diperlukan.
Sumber : Ibnews Eramuslim