Rapat Anggota Tahunan (RAT) Inkopsyah BMT yang diselenggarakan mulai kemarin (24/2) di Hotel Mitra Bandung – Jawa Barat, masih membacakan tentang laporan kegiatan pelaksanaan RAT serta laporan perkembangan kinerja Inkopsyah BMT yang ada selama ini. Acara RAT diperkirakan akan seru pada nanti malam dan besok terkait pemilihan ketua umum (Ketum) Inkopsyah BMT dalam periode kedepan.
Sekretaris acara RAT, Muhammad Mustofa mengatakan, bahwa pemilihan Ketum berlangsung besok Jumat pagi pada pukul 10.30 WIB. Diperkirakan pada pukul 11.00 sudah terpilih Ketum dan pengurus Inkopsyah periode yang akan datang. “Harapan saya kepengurusan Inkopsyah BMT akan membawa perubahan yang lebih baik bagi pengembangan bisnis para anggota BMT,”paparnya.
Mustofa menjelaskan, setelah pencanangan nasional oleh Presiden RI pada tahun 1995 gerakan BMT semakin cepat tersebar ke seluruh Indonesia. Animo masyarakat untuk mendirikan BMT sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah semakin besar. Sesuai catatan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) sebagai lembaga yang banyak membidani kelahiran BMT, pertumbuhan BMT dari segi kuantitas meningkat pesat, sampai dengan tahun 1998 jumlah BMT yang beroperasi di seluruh indonesia telah mencapai 3000 unit. Namun sayangnya potensi yang besar ini belum mempunyai akses pendanaan yang memadai sehingga pertumbuhan BMT dari segi kualitas (kapasitas usaha) belum sehebat pertumbuhan kuantitasnya masih jauh dari harapan.
Sementara tururnya, kepercayaan lembaga dana (Kreditur) kepada BMT yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan usaha BMT saat itu masih sangat terbatas disamping belum adanya suatu wadah yang dapat menjadi mediator sekaligus penjamin bagi kegiatan usaha BMT. “Situasi inilah yang menggerakan PINBUK untuk menginisiasi pendirian Induk Koperasi Syariah BMT (INKOPSYAH BMT),”terangnya.
Tanggal 7 Juli 1998 INKOPSYAH BMT mendapat pengesahan dari Menteri Koperasi & UKM sebagai koperasi sekunder tingkat nasional. Lembaga yang digagas PINBUK ini pertama kali beranggotakan 24 BMT dari 9 propinsi di Indonesia & beroperasi dengan modal awal sebesar Rp. 12 juta berasal dari setoran simpanan pokok 6 BMT (anggota pendiri). Posisi modal yang sangat minim ini tentu saja menjadi kendala Inkopsyah untuk memberikan manfaat kepada anggota secara maksimal.
Menjelang dilaksanakannya Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang pertama pada tahun 2001 INKOPSYAH berhasil menjaring keanggotaan baru sebanyak 112 BMT & dengan demikian terjadi penambahan modal (simpanan pokok) yang cukup signifikan yaitu menjadi sebesar Rp. 320 juta.
Misi INKOPSYAH BMT pada tahun 2002 menjadi lebih nyata lagi terealisasi setelah berhasil menggandeng PT. PNM (Persero) dengan masuknya penyertaan modal PNM di unit simpan pinjam INKOPSYAH BMT sebesar Rp. 2 milyar & pembiayaan modal kerja sebesar Rp. 5 milyar. Dengan adanya kerjasama Inkopsyah-PNM ini maka unit simpan pinjam INKOPSYAH diberi nama PNM BMT.
Seiring perkembangan jaman, kata Mustofa, anggota Inkopsyah semakin banyak dan hampir 300 BMT ditahun ini rencananya akan bergabung. Begitu juga dengan kemiteraan dengan perbankan syariah sudah ada 4 bank syariah bersinergi dengan Inkopsyah dan termasuk LPDB dalam menyalurkan dana bergulir.
Sumber : PKES Interaktif