NUSA DUA–Bank Syariah Mandiri (BSM) memperoleh penghargaan ‘Kinerja Sangat Bagus’ selama sepuluh tahun berturut-turut. Penghargaan yang diberikan Majalah Infobank, diserahkan di Nusa Dua, Bali, Jumat (16/7) petang dan diterima Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi. Penghargaan diserahkan pemimpin Info Bank Eko B Suprianto.
“Apa yang telah dicapai BSM, tidak terlepas dari kepercayaan dan dukungan seluruh stake holder, termasuk media massa,” ujar Yuslam di sela-sela acara pemberian penghargaan itu.
BSM lahir pada 1 November 1999, jelas Yuslam, selam 10 tahun terakhir mencatat sejumlah pertumbuhan, di antaranya yang paling menonjol adalah pertumbuhan asetnya. Secara compounded annual growth rate (CAGR) katanya, aset BSM tumbuh sebesar 49,03 persen, sedang dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BSM tumbuh 68,46 persen per tahun dan Pembiayaan BSM tumbuh 54,69 persen per tahun.
Pertumbuhan BSM, kata Yuslam, ditopang oleh ekspansi jaringan dan ketersediaan SDM. Untuk menyiapkan SDM yang memahami teknis perbankan dan kepatuhan syariah, sejak 2007 BSM menyelenggarakan pelatihan online yang disebut e-learning. Dengan pelatihan online, insan BSM cukup mengikuti pelatihan dari tempatnya bekerja, kapan saja mereka sempat. “Adapun tes akan dilakukan secara periodik,” katanya.
Pelatihan dengan sistem online itu jelas Yuslam, ternyata cukup efisien. Saat ini lanjutnya, e-learning BSM memiliki 592 materi yang bisa dipelajari pegawai BSM. Sejak Januari-Juni 2010, kunjungan rata-rata per bulan mencapai 9.716 kali. Khusus untuk pengembangan SDM itu, BSM mendapat penghargaan The Best HR Development dari Bank Indonesia selama 2008 dan 2009.
Selain pengembangan SDM, menurut Yuslam, untuk mempercepat pertumbuhannya, BSM juga melakukan transformasi dengan memfokuskan pembiayaan pada segmen UMKM. Perubahan itu terlihat sejak 2005 lalu. Saat itu porsi pembiayaan korporasi masih 61,88 persen dari total pembiayaan, turun menjadi 55,81 persen tahun 2006, kemudian turun lagi menjadi 46,35 persen 2007.
Sedangkan pada 2008 porsi pembiayaan korporasi BSM turun menjadi 43,30 persen dan turun menjadi 39,04 persen akhir 2009. “Per Juni 2010, pembiayaan korporasi BSM turun lagi menjadi 37,38 persen,” jelas Yuslam.
Sementara pembiayaan industri menurun, pembiayaan UMKM justru meningkat. Tahun 2005 pembiayaan BSM ke sektor UMKM hanya 38,12 persen, naik menjadi 44,19 tahun 2006, dan naik lagi menjadi 53,65 persen 2007, dan 56,70 tahun 2008. “Pada Desember 2009, pembiayaan UMKM BSM 60,95 persen dan per Juni 2010, porsi pembiayaan ke sektor UMKM BSM adalah 62,52 persen,” kata Yuslam.
Hingga awal Juli 2010, BSM memiliki oulet mencapai 413 buah, masing-masing 82 Kantor Cabang, 156 Kantor Cabang Pembantu, 43 Kantor Kas, 52 Kantor Layanan Syariah, 51 Payment Poin, 13 Kas Keliling, dan 14 Gerai Online.
Sumber : Republika.co.id