Zona Ekonomi Islam–BNI Syariah bertekad memacu pembiayaan di sektor ritel dan konsumer yang meliputi pembiayaan usaha kecil-menengah, pembelian perumahan, dan multiguna (kendaraan bermotor, perhiasan, dan lainnya). Direktur Utama BNI Syariah, Rizqullah, mengatakan sejak BNI Syariah berdiri angka Non Performing Finance (NPF) atau rasio pembiayaan bermasalah di sektor ritel dan konsumer sangat baik.
”NPF ritel dan consumer terjaga di level dua sampai tiga persen, sedangkan NPF kita secara umum ada di level empat persen,” ujar Rizqullah di Jakarta, Selasa (12/10).
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Rizqullah melanjutkan, BNI Syariah akan menggenjot pembiayaan ritel pada tahun 2011 dengan target mencapai 20 persen dari kondisi tahun ini. Dikatakan, sejak spin off pada bulan Juni lalu, BNI Syariah saat ini memiliki aset mencapai Rp 6,02 triliun dengan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 4,7 triliun. Dari DPK tersebut, pembiayaan yang sudah dilakukan BNI Syariah mencapai Rp 3,4 triliun. “Sisanya digunakan untuk investasi berupa sukuk dan lain-lain,” ucap Rizqullah.
Pada tahun 2011, Rizqullah menyatakan, pihaknya menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 20 persen dari Rp 3,4 triliun atau menembus Rp 4 triliun. Pertumbuhan pembiayaan dititikberatkan pada sektor ritel dan konsumer. Sejalan dengan target tersebut, BNI Syariah terus menyasar pertumbuhan nasabah dari 450 ribu per 30 September 2010 menjadi 550 ribu nasabah pada akhir tahun depan.
Bank syariah terbesar ketiga di Indonesia ini pun sudah menyiapkan berbagai ‘pemanis’ guna menarik minat nasabah baru. ”Kita ada program hadiah belanja bulanan Rp 5 juta per bulan selama setahun bagi nasabah yang beruntung,” kata Rizqullah.
Sumber : Republika