Zona Ekonomi Islam–Untuk menjaga kerahasiaan data nasabahnya, BNI Syariah segera memisahkan data nasabahnya dari bank induknya, BNI. Direktur Risiko dan Kepatuhan BNI Syariah, Imam Teguh Saptono, juga mengatakan pertumbuhan aset dan DPK yang sudah melewati target tahun ini membuat pihaknya terus bergegas menyongsong pasar baru nasabah perbankan syariah.
Sektor pembiayaan yang memang menjadi core business BNI Syariah akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas baru, misalnya kartu debet dan pengembangan kartu Hasanah Card. Dari aspek teknologi, Imam melanjutkan, kerahasiaan data para nasabah BNI Syariah akan dijamin dengan pemisahan database nasabah dari BNI selaku pemegang saham mayoritas BNI Syariah.
”Saat ini sudah dilakukan pemisahan logiknya (pembedaan catatan transaksi nasabah), ke depan semua database dan mesinnya pun akan terpisah dari BNI,” ungkapnya di Jakarta, Selasa (12/10).
Terkait kartu debet, Imam menerangkan, tahun depan BNI Syariah akan meluncurkan kartu sejenis BNI Taplus tersebut dengan jumlah 300 ribu unit. Penerbitan kartu debet diharapkan mampu mendongkrak jumlah nasabah sesuai target pertumbuhan 20 persen tahun mendatang. ”Kegunaan kartu debet ini sama dengan kartu debet Taplus BNI yang bisa digunakan menarik uang di ATM-ATM yang kita miliki,” jelasnya.
Dikatakan, tantangan terbesar untuk menjaring nasabah agar membuka rekening di BNI Syariah adalah edukasi dan kesadaran masyarakat akan manfaat perbankan Islami. Masih banyak nasabah yang belum memiliki kesadaran penuh terkait penghindaran riba jika menitipkan dana di perbankan Syariah. Buktinya, berdasarkan survai kepada para nasabah, ternyata hanya lima persen nasabah yang benar-benar sadar dan faham kalau inti menitipkan uang ke bank syariah adalah menghindari riba.
”Selebihnya masih mengharapkan bagi hasil yang lebih besar dibandingkan bank konvensional, padahal bagi hasil ini kan sifatnya dinamis. Syukurnya, saat ini bagi hasil di bank syariah lebih baik dibandingkan bunga di bank konvensional,” tandas Imam.
Sumber : Republika